Kamis, 19 Maret 2009

Mencari jati diri

Sebuah pertanyaan dalam diri saya waktu masih usia 17 tahunan, Siapa saya? Apa kelebihan saya? Apa kekurangan saya? Apa yang sebaiknya saya lakukan? dan sederet pertanyaan muncul di kepala saya. Berbagai literatur saya baca, dan jawabannya masih "Siapa sebenarnya saya?"

Barang kali saat ini hal itu masih dirasakan oleh banyak orang. Terkadang walau usianya sudah tua pun masih tidak mengerti jati dirinya, atau kadang sikapnya seperti si Anu, si Itu dan seterusnya. Atau terkesan membeo dengan prilaku orang lain.

Setelah saya berusia 35 saat ini, akhirnya saya semakin mengenal diri saya, siapa saya, dan bagaimana saya. Walau bukan berarti itu hal yang mutlak benar, akan tetapi sedikit banyak saya merasa lebih tenang lebih enjoy dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Rasanya pas, gak ragu-ragu lagi dengan apa yang akan saya lakukan saat ini dan nanti.

Barangkali apa yang saya paparkan ini bermanfaat, maka saya berusaha untuk menggambarkan bagaimana pencarian terhadap jati diri yang telah saya lakukan, sehingga nantinya kita bisa mengenal diri kita sendiri, dan barangkali nanti bisa bermanfaat untuk masa depan.

Syarat-syarat untuk memperoleh jati diri kita antara lain :
1. Kita harus jujur dan terbuka dalam mengevaluasi diri kita, baik itu baik maupun buruk.
2. Kita harus menerima keadaan kita bagaimanapun bentuknya sebagai suatu kelebihan kita
dari pada orang lain.

Nah jika hal di atas dapat kita pahami betul dan kita menerima dengan iklas, maka marilah kita mulai perburuan jati diri kita. (Untuk sampel saya memisalkan diri saya seorang anak SMA)

Pertama :
Kenali dulu keluarga kita, siapa ayah ibu kita, saudara2 kita, apa pekerjaannya, berapa penghasilannya, berapa kekayaannya, bagaimana kehidupan sehari-hari, dan bagaimana watak mereka.

Misal :
Ayah saya seorang buruh pabrik dan ibu saya tidak bekerja, saudara saya 3, saya anak pertama, penghasilan ayah saya hanya 200 ribu per bulan, sehingga untuk makan sehari tidak cukup, kami memenuhi kebutuhan kami dengan membantu tetangga membersihkan rumah... dan sebagainya. Ayah saya seorang pemarah, ibu saya seorang penyabar, rata2 saudara saya berwatak keras... dan seterusnya. Hubungan saya dengan tetangga baik2 saja, tapi terkadang kehadiran saya diremehkan mereka .... dan seterusnya.

Dari sini, kita bisa mengenal kedudukan awal kita (taraf hidup kita), sehingga kita tahu tingkat kemampuan ekonomi kita seberapa, mengenal perwatakan dasar orang tua kita (bisa kakek/nenek), mengenal karakter keluarga kita, dan mengenal sikap masyarakat terhadap kehadiran kita.

Kedua :
Kenali lingkungan sekitar badan anda.

Misal :
Saya adalah seorang pelajar SMA. saat ini saya berada di ruang kelas, yang luasnya 9 x 12 meter, bagi teman-teman kehadiran saya biasa-biasa saya.... ada yang menyapa ada yang tidak. Namun pada pelajaran menggambar... banyak teman2 yang datang dan minta bantuan kepada saya..... dan seterusnya

Dari sini kita mengenal karakter kita terhadap orang lain, dan situasi yang saat ini benar-benar kita alami, serta eksistensi kita bagi orang lain. Dalam sisi tertentu, kita pasti mempunyai hal yang istimewa di hadapan orang lain.

Ketiga :
Kenali sikap dan prilaku sehari-hari anda

Misal :
Saya bangun rata2 jam 5 pagi, namun jika tidur terlalu larut maka saya bangun sampai jam 6. Ibu saya sering marah2 kalau saya bangun terlambat. Sebelum mandi saya menata kamar tidur saya sampai rapi, saya merasa malu kalau kamar saya kelihatan kacau balau. Setelah itu selesai saya mandi, ganti baju dan sarapan.............. dan seterusnya. Pulang sekolah saya sering merasa sangat lelah, sehingga setelah ganti baju, saya langsung tidur sebentar sekitar 1 sampai 2 jam, kemudian bangun dan melakukan kegiatan2 tertentu..................... kegiatan yang paling saya sukai adalah bermain band dengan teman2............ saya lebih suka drum dari pada gitar karena................................

Disini kita mengenal kebiasaan kita, hal-hal yang paling disukai dan tidak disukai, dan hal2 yang sering kita lakukan sehari2

Keempat :
Kenali sikap dan prilaku kita pada saat tertentu

Misal :
Ketika saya punya masalah, kalau bisa saya selesaikan sendiri, saya berusaha menyelesaikan sendiri, namun jika saya tidak mampu, maka saya lebih baik menghindar sampai masalah itu selesai sendiri ....... dan seterusnya. Jika kita punya hal baru, cenderung saya simpan rapat-rapat biar hanya saya saja yang tahu, sementara orang lain biar tahu dengan sendirinya, dan saya lebih suka lebih tahu duluan

Di sini, kita mengenal kita lebih dalam, hal2 yang paling rahasia dalam dirikita,

Kelima :
Kenali kemampuan intelektual kita, dan cita-cita kita

Misal
Saya lebih suka pelajaran IPA dari pada Sosial, sebab lebih keliatan pinter, padahal kemampuan IPA saya tidak begitu bagus, saya merasa pelajaran sosial lebih mudah dimengerti...............dan seterusnya. Saya ingin menjadi seorang dokter........ sebab bagi saya................dokter banyak uang..... dan seterusnya.....

Dari kelima hal yang sederhana ini, jika kita benar2 mencoba mengenal dengan sungguh2 maka sedikit banyak kita punya gambaran bagaimana diri saya.

Setelah kita sedikit mengenal diri saya, jika ada pertanyaan. Siaya saya? maka kita pasti sudah bisa menjawab dengan pasti bahwa saya adalah anak seorang ........ saya suka dengan hal-hal yang............. yang saya benci adalah............... kebiasaan saya adalah .................. pandangan saya terhadap orang lain adalah ....... dan orang mengenal saya sebagai .......................... dan seterusnya.

Nah, pada bagian terakhir adalah poin yang kelima : untuk mendukung cita-cita kita,apa yang telah kita persiapkan? Dan sudah sesuaikan dengan kemampuan kita? Jika kita benar2 merasa mampu, maka kita harus mencari informasi2 yang aktual dengan cita-cita kita, dan kita harus persiapkan dengan hati-hati dan teliti, sehingga langkah-langkah kita menuju cita-cita benar-benar terbentang.

Pada sebuah kehidupan, memang ide awal / cita-cita awal tidak selamanya terwujud dengan lancar, atau bahkan melenceng jauh dari tujuan utama. Tapi hal ini bukan lah suatu kegagalan, sebab pada intinya kita bisa menggiring diri kita kepada hal2 yang lebih baik, lebih sesuai dan lebih cocok dengan prilaku kita. Dan barangkali hal yang demikian lebih baik dari pada kita terobsesi pada ide awal yang sebenarnya kita merasa terpaksa untuk melakukannya.

Sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan. Semoga bermanfaat bagi kita semua, dan kritik dan komentar dari anda selalu saya tunggu.

Maret 2009






Tidak ada komentar:

Posting Komentar